Tuesday, December 27, 2011

Keberanian yang Tertunda

06.30 Berangkat dari rumah

07.30 Sampe kantor (kepagian, secara jam kantor saya dimulai dari jam 10.00)

Hmm jadi kepikiran buat cabut gigi, sebenernya niat sih udah dari hari Jumat buat cabut geraham belakang, tapi keberanian dan kesempatan itu belum ada, lagi-lagi untuk urusan pekerjaan, harus kirim titipan bos ke relasi-relasinya. Jadi mungkin hari ini adalah saat yang tepat, kebetulan bu bos juga lagi nggak ada hari ini. langsung mencegat taksi dari depan Pacific Place menuju RSCM.

Kenapa RSCM menjadi pilihan? Tentu saja karena murah, dan dokternya sabar-sabar, kurelakan lah gigi ini dijadikan bahan praktik mereka. Daripada sama dokter gigi yang udah lama, rata-rata galak-galak dan gak sabaran dalam menghadapi pasien. Mungkin mereka nggak tahu, kalo untuk ke dokter gigi itu bagi beberapa pasien sama rasanya kayak narapidana yang mau dieksekusi hukum mati. Atau kayak menghampiri kandang Singa. Masuk ruang operasi aja rasanya masih jauh lebih nyaman daripada harus ke dokter gigi, tinggal di bius, tidur bangun-bangun semua urusan udah kelar.

Kalo ke dokter gigi, harus ngeliat langsung alat-alat nggak jelas ini masuk ke mulut kita, ngoprek-ngoprek gigi kita, denger bunyi bor yang harusnya ngebor tembok. Tapi biarlah demi gigi cantik, maka nekat juga ke dokter gigi, pikiran saya saat itu, kalo nggak sekarang kapan lagi. Mumpung ada kesempatan dan ada duit juga. ^_^

08.00 Taksi burung biru itu tiba juga di depan RSCM bagian gigi dan mulut.

Setelah mengeluarkan uang Rp.20.000 (2 lembar), dan berpisah dengan burung biru itu, saya pun melangkah gontai masuk ke dalam Rumah Sakit tersebut. Untung, saya lupa masuknya dari mana.

Kebetulan rintik hujan mulai turun setetes demi setetes. Sebenarnya saat itu saya bisa saja bertanya ke pada Satpam yang melintas perihal dimana loket pendaftaran. Tapi niat itu saya urungkan, saya melangkah ke pintu keluar, dan menyetopkan Burung Biru yang lain.

Ya, sayang sekali keberanian itu menciut seketika, dambaan memiliki gigi cantik yang sehat itu juga hilang seketika terkalahkan oleh rasa takut yang sudah bertahun terpendam. Saya pun kembali menuju ke kantor lagi, dengan gigi yang masih belum di polishing selama 3 tahun.

Dan entah berapa lama lagi saya bisa memberanikan diri saya untuk ke dokter gigi lagi. Niat nya sih hari Jumat ini, karena seandainya terjadi apa-apa, saya masih punya waktu 3 hari ke depan yang mana merupakan hari libur untuk beradaptasi dengan proses pasca cabut gigi itu.

Dan semua perjalanan ke RSCM hari ini sia-sia. Saya lebih memilih kembali ke kantor, sarapan Butter Sugar Toast dan Yuan Yang Ping milik Ya Kun Kaya Toast, daripada mencabut gigi yang mungkin menyebabkan saya tidak bisa makan apa-apa hari ini.

No comments:

Post a Comment