Thursday, December 29, 2011

Berjudi dengan Waktu

Sebentar lagi akan memasuki tahun 2012. Ada banyak hal yang harus aku kerjakan ditahun itu. Sama seperti di tahun ini, aku berhasil melalui banyak badai, aku berhasil melalui banyak rintangan. Aku berhasil keluar dari rintangan 2011 dengan senyuman, dengan keselamatan. Aku ingin mengulang kisah sukses ku di 2011 di tahun 2012 nanti.

Di tahun 2011 tidak sekali aku jatuh, aku jatuh berkali-kali, tapi dalam jatuh ku aku segera bangkit dan berdiri. Pukulan-pukulan hebat itu satu persatu berhasil aku lawan, berhasil aku tangkis. Pukulan itu memberikan aku latihan-latihan menjadi bekal untuk menjadi yang lebih baik.

Bangun ku, tidak ada yang menolong aku untuk bangun saat itu. Tapi sungguh benar apa yang tercantum dalam Al Quran "tidak ada penolong selain Allah". Maka selepas shalat malam, di tengah kesepian malam menunggu fajar, aku menangis sesegukan di kamar kost yang kecil, yang hanya muat 1 kasur, 1 lemari, dan 1 ubin lagi untuk shalat. Tangis ku malam itu didengar oleh sang pemilik janji kehidupan. Dia memberikan aku kehidupan yang lebih baik, yang lebih layak, dibebaskan dari segala macam hutang. Dan jadilah aku seperti hari ini dengan kuasaNya.

Aku hari ini, tetap belum kaya, aku masih tinggal di kostan kecil itu, tapi aku terbebas dari hutang piutang. Aku mampu berdiri di atas kaki ku sendiri. Bahkan aku masih bisa membahagiakan orang-orang di sekitarku, ibuku, adikku, dan lingkungan ku. Dan menjadi kaya memang tidak pernah termasuk dalam cita-cita ku, aku hanya ingin hidup berkecukupan, mampu menikmati hidup, bisa membeli apa yang aku butuhkan, bisa bermanfaat bagi orang lain, bisa makan apa yang aku ingin makan, bisa nonton di bioskop untuk semua film yang aku ingin tonton (maklum, aku memang movie mania), bisa membeli buku kesukaanku, bisa menghabiskan hari dengan membaca.

Tapi apa itu saja cukup? BELUM. Manusia tidak pernah ada kata cukup. Itulah yang aku rasakan sekarang. Sejenak, aku memang merasa aku sudah cukup, hidupku sudah berkecukupan. Tapi dengan apa yang aku punya sekarang selalu memaksa kita untuk mencari lebih, lebih, dan lebih lagi. Sungguh Sang Pemilik kehidupan mempunyai rencana yang indah untuk ku. Apa yang aku punya hari ini, apa yang aku dapatkan hari ini, dia merencanakan sesuatu yang indah lagi di luar sana.

Hari itu beberapa bulan lalu, aku adalah orang yang sama sekali tidak tertarik dengan HAJI/UMROH. Aku lebih tertarik plesir ke luar negeri, ke pantai, melihat belahan dunia lain. Ya, itulah mimpiku dari kecil, aku ingin terbang melintasi cakrawala melihat dunia lain, melihat kehidupan di negara lain. Dan Alhamdulillah itu sudah terwujud, walaupun masih hanya sekitar Asia Tenggara saja, karena kemampuanku baru sampai disitu. Dari situ aku punya mimpi untuk terbang lebih tinggi, aku ingin ke benua eropa atau amerika. Tapi tak pernah sekalipun aku berpikir untuk ke mekkah/medinah. Sang Pemilik Kehidupan yang menunjukan kepadaku betapa indahnya Tanah Haram itu.

Ibuku yang selama ini selalu bilang padaku "mama mah nggak pengen jalan-jalan ke thailand, ke singapore, mama cuma pengen Umroh". Tapi pada saat itu hati ku membeku, hatiku sama sekali tidak ikut tergerak, aku tetap tidak tertarik. Lalu aku sampai di perusahaan International Banking ini, rekan kerja ku yang berjilbab ini sering sekali cerita tentang betapa dia pingin umroh. Tapi sama hatiku masih tidak tergerak. Sampai detik bulan November kemarin, sambil menunggu Adzan Maghrib, aku membuka-buka Facebook salah seorang teman SMP ku, disana ada foto-foto dia dan keluarganya sedang Haji dan Umroh. Satu album foto itu merangkai semua kegiatan dia beberapa tahun ke belakang pada saat sedang ke Tanah Haram itu. Dia sudah 3 kali menginjakan kaki ke tanah haram itu. Dan sungguh rasa iri tak tertahankan itu muncul, aku membatin dalam hati "Ya Allah, bagaimana mungkin teman ku, seusia ku, dia sudah 3 kali menginjakan kaki ke tanah suci mu, sedangkan aku, niat sedikitpun nggak". Mataku perih, dadaku seperti ada yang mengganjal, dan tumpah lah tangisan itu tepat dengan suara Adzan Maghrib yang sayup-sayup terdengar dari Masjid Polda tepat di samping kantorku. Dalam shalat ku, aku berucap syukur akhirnya Allah menggerakan hatiku, dan aku pun memohon kepadanya agar aku diberikan kesempatan yang sama seperti Icha (teman SMP ku itu bernama Marissa panggilannya Icha). Maka Umroh pun ada di urutan pertama dalam resolusi ku di tahun 2012.

Malamnya aku menceritakan kejadian itu ke pacar aku. Yeayyy di tahun 2011 ini aku juga sudah punya pacar loh. Yang mana salah satu cita-cita di tahun 2011 itu pun kesampean. Dan memang kami berencana untuk menikah tahun depan. Tapi dimana nya memang masih belum ada kata sepakat, mengingat aku memang bukan dari keluarga orang kaya, tidak punya harta yang ditinggalkan oleh almarhum ayahku, mamaku pengangguran, dan gajiku beberapa tahun belakangan selama aku kerja mengalir begitu saja, untuk uang kuliahku, untuk biaya kehidupan sehari-hari, untuk kebutuhan plesir ku. Dan here I am, manusia tanpa tabungan yang pingin nikah. Begitulah candaan pacarku kepadaku kalau kami ngomongin nikah. Hmm kesel sih, tapi ya sudah lah buat apa juga di ambil hati, toh memang seperti itu kenyataannya.

Dan pucuk dicinta ulam pun tiba, begitu aku menyampaikan kejadian maghrib itu, dia pun memiliki ide untuk menikah di tanah Mu ya Rabb. Kebetulan macam apa ini, apakah ini sudah menjadi jalan bagiku untuk menginjakan kaki di tanah Mu. Mbak Santi (teman sekantor ku yang suka cerita kalo dia pengen bgt umroh) pernah bilang, begitu kita niat, seribu malaikat turut mendoakan, pintu-pintu akan dibukakan, akan diberikan kemudahan, dan akan disegerakan, asal kita NIAT. Dan mungkin ini apa yang dikatakannya benar. Jalan itu mulai terbuka, beberapa teman merekomondasikan biro umroh nya, bahkan ada yang sudah satu paket dengan pernikahannya. Ya Rabb bahwasanya Engkau adalah dekat. Jika memang Allah mengizinkan, maka pernikahan ini mungkin akan dilaksanakan disana. Dan Menikah adalah salah satu resolusiku di tahun 2012 nanti.

Menyadari sepenuhnya aku bukan karyawan tetap di perusahaan ini, maka aku tahu seperti apa aku harus bertindak. Aku harus bekerja keras, aku harus menunjukan yang terbaik, aku yakin ketika kita bekerja dengan sungguh-sungguh sesungguhnya Pencipta Langit dan Bumi melihat dengan jelas apa yang aku lakukan, dan aku tahu tidak akan sia-sia jika aku bekerja dengan sungguh-sungguh. Itupun aku lakukan sebagai bentuk syukurku kepadaNya karena telah diberikan pekerjaan nikmat ini. Bagaimana tidak nikmat, aku masuk kerja jam 10.00 am, gajiku lumayan, kerjaan ku walaupun dadakan tapi aku enjoy, kantor ku bagus, terletak tepat di jantung ibu kota, di gedung yang bagus, teman kerja ku baik, bos ku baik. Oh Tuhan, nikmat Mu yang mana kah yang bisa aku dustakan. Sungguh besar keagungan Mu, Kemurahan hati Mu kepadaku. Dan bekerja dengan sungguh-sungguh menjadi resolusi ke tiga di tahun 2012. Oh ya, dari pertama kali aku menginjakan kaki di kantor ini, sampai detik ini sudah 6 bulan, aku belum pernah sekalipun izin meninggalkan kantor, baik itu sakit, ataupun cuti. ^_^ Itu memang sudah komitmen aku dari awal. Semoga aku tetap bisa menjaga komitmen itu.

Resolusi di tahun 2011 itu ada juga beberapa yang belum kesampean antara lain TURUN BERAT BADAN. Oh my God, sumpah susah banget buat yang satu ini. Dan satunya lagi CANTIK. oh gosh, ternyata jiwa cuek ku memang lebih kentara daripada niat untuk jadi cantik. Dulu diakhir 2010, resolusi ku aku pengen seperti wanita karir lainnya, yang ke kantor dengan tampilan yang cantik, dengan sepatu hak tinggi, rambut panjang yang di blow setiap hari, wajah yang hmm gak usah menor, paling nggak jangan kucel juga. Dan itu hanya berlangsung beberapa bulan. bulan Juli, sebulan setelah aku gabung di perusahaan tempat aku bekerja sekarang, jangankan untuk berdandan, memakai baju saja aku selalu memakan yang itu-itu lagi. Maklum kali ini, aku harus naik turun bis, naik turun jembatan. Kantor ku yang sebelumnya dekat dengan kostan, jadi aku bisa cantik sepanjang hari, gonta ganti sepatu sesuai dengan baju. Dari kost tinggal naek ojek. Tidak ada rintangan. Tapi kalo kerja disini, males banget ngebayangin harus nenteng tas banyak-banyak, satu tas tangan, satu lagi tas isi sepatu. Dan nggak mungkin banget aku pake hak tinggi dari kostan. Masalah rambut, masuk siang bukannya dijadikan waktu untuk ngeblow rambut, malah aku pakai buat tidur. Dan menjadi Cantik masuk dalam resolusi ku yang ke- empat. Dan menjadi kurus masuk dalam resoulsi ku yang ke-5 (yang ini sumpah berat banget, makanya di taro di urutan terakhir) .

Yap, 5 resolusi terpenting di tahun 2012.
1. Umroh
2. Nikah
3. Working Hard Playing Hard (karena jujur aja, tahun 2011, gue kekurangan waktu bersenang-senang, sang pacar bukan orang yang pandai memanfaatkan waktu untuk bersenang-senang, jadilah setiap weekend selalu ke tempat yang itu-itu saja, mall lagi mall lagi, kalo nggak PIM, Gandaria City, Setia Budi). Maka tahun 2012 ini wajib plesiran lagi.
4. Cantik
5 . Kurusan bin Sehat (Nggak mungkin gue bilang kurus, karena dari lahir gue nggak pernah kurus)

di 2011, perjudian ku dengan waktu untuk beberapa hal aku berhasil memenangkannya, sedangkan sisanya waktu yang berhasil memenangkannya.

Dalam perjudian ku dengan waktu di tahun 2012 ini, aku berharap aku lah pemenangnya.

No comments:

Post a Comment