Ketika aku melangkah, kulihat di kiriku pohon yang kering, tak berdaun, pohon yang hanya tinggal menunggu mati.
Ku langkah kan kaki lagi, panas itu menembus kaki ku. Kering benar-benar tidak ada air, tidak ada tanda-tanda kehidupan.
Kualihkan pandangan ku ke kanan jalan, tidak ada yang tersisa selain tulang belulang entah hewan atau manusia, aku tak berani mencari tahu. Yang aku perdulikan hanya bagaimana aku menemukan kehidupan.
Di tengah teriknya matahari, dan panas yang membakar tubuhku, aku masih bisa melihat di depan sana ada kehidupan. Ya masih ada harapan, aku berjalan, tertatih-tatih mempercepat langkahku, tapi ketika ku sampai disana tidak ada air, tidak ada kehidupan, semua masih kering, sama seperti sebelumnya, aku melihat lagi ke depan, seperti nya air itu ada di depan sana, aku jalan lagi menghampiri, tapi hasilnya sama, semua itu hanya FATAMORGANA.
Tetapi, satu hal yang aku sadari, fatamorgana itu selalu memberi harapan akan kehidupan. Masih ada harapan, masih ada. Walaupun kemungkinan nya sangat kecil, tapi HARAPAN ITU MASIH ADA.
No comments:
Post a Comment