Saturday, December 31, 2011

Berdamai Bersama Alam

Relaxing itu adalah saat di mana ada waktu luang, untuk mengistirahatkan badan dan pikiran, sambil mendengarkan musik dari lantunan lagu-lagu favorite. Dan sejenak menarik ujung-ujung bibir ke atas, mengucap syukur dalam hati atas segala apa yang kita punya.

Menghirup dalam dalam udara yang segar, jauh dari kebisingan, kepenatan ibu kota, mencari kedamaian sejenak berdamai bersama alam. Menikmati aliran darah yang masih mengalir dengan indah, mendengarkan denyut jantung yang masih berdetak, mengistirahatkan mata dengan sesuatu yang hijau setelah berhari-hari mata ini hanya menatap layar komputer dengan megapixelnya yang maha dahsyat, yang membuat mata tak berkedip menatap layar, yang secara tak tersadarkan sebenarnya itu sedang membunuh mata secara perlahan.

Membiarkan angin semilir membelai halus rambut panjang ku.. Menikmati sejuknya udara yang menembus ke dalam pori-pori..

Berdamai bersama kekuatan alam..


Menginjakan kaki ke bumi tanpa perantara, tanpa alas kaki, hanya ada aku dan bumi, dinginnya rerumputan, membiarkan tanah yang coklat itu memberi warna pada kakiku. Seandainya cuaca mendukung, seandainya hujan bermurah hati untuk turun, akan kubiarkan airnya membasahi sekujur tubuhku. Sejenak merasakan kembali ke masa kanak-kanak yang tentu saja tidak akan pernah kembali.

Itulah makna liburan yang aq idamkan.. Berdamai bersama alam..
Thank you,
Lenny Ariesta
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Ini Sakitku Bukan Sakitmu

today, the last day in 2011.

Hari ini diawali dengan badan yang nggak enak, tulang belakang itu rasanya minta diistirahatkan, panas badan naik, mata mulai berair, idung mulai meler. Ya ada sesuatu yang nggak beres di badan rasanya, hmm aku tahu aku tahu, mungkin karena kemarin tidak makan nasi sama sekali, pagi makan muffin, siang makan roti, malam makan half quarternya Kenny Rogers, dan jadilah bukannya diet malah sakit. Dan pada saat gue sakit ini, muncul satu pertanyaan gue, untuk siapa gue melakukan ini semua, apakah gue diet karena orang lain ataukah karena gue sendiri..?? Big question mark in my head, you can see it clearly.

Satu hal yang gue pelajari dalam hidup gue, gue selalu sendiri, dan untungnya gue terlahir dengan kemampuan menyembuhkan diri sendiri. Bukan menyembuhkan juga siy, tapi membiarkan, atau merawat mungkin lebih tepatnya. Terlalu mandiri mungkin. Masang koyo sendiri, kerokan sendiri, gue selalu enggan meminta pertolongan orang lain, tapi anehnya kenapa orang lain disekitar gue nggak begitu ya,kadang kita kan bertingkah seperti itu karena kita tahu nggak enak banget rasanya disuruh-suruh sama orang lain itu.

Contoh, di kostan gue, ada temen kantor lama gue, kostannya kira-kira beberapa blok dari kostan gue, waktu itu gue belum pulang kerja, masih di kantor, dia bbm gue nanya gue lagi dimana dan dia minta gue cepet pulang buat ngerokin dia. Howwwww comeeeee heiiii hellowwwwww, gue masih dikantor dan lu nyuruh gue cepet pulang cuma buat ngerokin lo doang...

And I have another case, kali ini teman se kostan gue, tapi beda kamar, waktu itu dia diare, gue perhatiin emang orang ini sering banget minta tolong ama orang laen, cuma emang jarang minta tolong ama gue, sampe waktu itu di tengah diarenya dia, dia minta tolong gue buat beli obat, and gue sebenernya nggak masalah dia titip beli obat, karena kebetulan emang gue mau ke PIM jadi sekalian, tapi akan beda ceritanya kalo pas sampe di PIM, dia bbm in terus, telp in terus, tanyain kapan gue balik, pertanyaannya, apakah orang tersebut nitip beli obat, apa nyuruh gue beli obat.

Sedangkan gue, dalam sakit gue, gue biasa sendirian, kalo butuh obat, gue yang akan jalan sendiri, masalah kerokan apa lagi, belum pernah gue dikerokin orang laen selaen sama nyokap dan adek gue. Kemandirian itu tertanamkan dengan sendirinya, sakit demi sakit gue laluin sendiri. Karena gue selalu menanamkan dalam diri gue "INI SAKITKU BUKAN SAKITMU, INI TUBUHKU BUKAN TUBUHMU, TERLALU BANYAK URUSAN YANG HARUS KAU KERJAKAN, SELAMA AKU MASIH BISA MELAKUKANNYA SENDIRI, AKAN AKU LAKUKAN SENDIRI, TAK KAN PERNAH AKU MEREPOTKAN MU KARENA AKU".

Pernah di kantor lama gue, di daerah gatot subroto, kantor perusahaan telekomunikasi korea, saat itu gue sakit, muntah, diare, pusing, tapi secara gue orangnya kalo udah sampe kantor, agak sungkan untuk ijin kerja, akhirnya gue paksain tetep duduk standby mantengin budget, lama kelamaan angka itu berubah menjadi bayangan dan kepala gue kayak abis naek komedi puter, langsung gue melangkah gontai ke kamar mandi, sempoyongan abis, sampe di toilet, semua isi perut itu keluar, gue muntahkan begitu saja, lemes banget badan gue, gue duduk pas di samping toilet, menyandarkan kepala yang udah nggak mampu gue angkat ke atas lagi, kepala nempel di toilet, dan tiba-tiba aja gue memeluk toilet dengan mesranya. Sampe ada penjaga toilet mengetuk pintu memastikan siapa di dalem, karena kalo di lihat dari posisi dia, dia hanya bisa ngelihat kaki gue yang udah keluar dari pintu toilet. Disitu kesadaran gue perlahan balik, gue coba bangun, gue balik ke meja, langsung ambil dompet, langsung jalan ke RS medistra. (Kebetulan posisi kantor gue pas banget di sebelah RS Medistra). Sampe di RS Medistra, di periksa sama dokternya, dokter setengah baya itu menyarankan gue untuk di rawat, dia bilang gue dehidrasi. Whatsss dirawat?? satu satunya dalam otak gue saat itu "Mampus, duit dari mana gue!!!!". Gue bilang ama dokternya, supaya nggak dirawat, dia bilang boleh aja, tapi gue harus ngabisin dua botol infus dulu baru boleh pulang. Dan dikasih surat ijin 4 hari. Ya, nggak lama temen sekantor gue telp, tanya posisi gue dimana, baru gue jelasin semua masalahnya, baru dia anterin tas gue, dan lo tahu bukan dia yang anter tas gue, tapi driver kantor. (Fyi, selama dia lihat gue sakit dan segalanya sama sekali itu orang nggak ada basa-basinya, padahal dia liat banget gue tepar).

And that's life, that's my life, ketika gue sakit gue biasa untuk tidak di perdulikan oleh orang-orang di sekitar gue, bahkan orang terdekat gue, tapi ketika mereka yang sakit, kenapa keadaan seolah memaksa gue untuk care sama mereka. Dan sayang nya hati gue pun nggak bisa bilang 'nggak' kalo ngeliat orang sakit, ada rasa nggak tega, tapi suka males juga sama orang-orang yang manja nya kelewatan. But, apapun itu gue tahu itulah hidup, terkadang kita nggak bisa mendapatkan apa yang kita mau. Tapi kita masih bisa memberi. Karena pada hakekatnya hidup adalah memberi, memberi, dan memberi. Pada saat memberi itulah hidup kita mempunyai arti.

Dan dalam kehidupan gue yang tidak mudah, tidak mulus, melewati batas-batas kemampuan manusia, satu hal yang gue sadari, gue NGGAK PERNAH SENDIRI. Pertolongan itu nyata.

Seperti hari ini, sakit gue hari ini, membuat gue ingin merasakan satu hal, 'Pelukan Tuhan'. Ya ga lain dan ga bukan hanya itu, pelukan Tuhan, pelukan abadi yang bisa menenangkan yang hidup ataupun yang mati. Dan perjalanan hidup gue telah mengajarkan untuk tidak pernah mengandalkan manusia, tapi selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah kehidupan.

Itulah yang gue pelajari dalam hidup gue yang nggak mulus, kehilangan yang datang silih berganti, tangan-tangan Tuhan yang selalu menyertai langkah gue. Menjadi MANDIRI is must, mendapat perhatian dari orang di sekitar kita adalah BONUS dari Tuhan, tapi jangan pernah meminta itu dari orang lain, biarkan dunia melihat betapa kuatnya kita. Pada saat kita ada, mungkin mereka nggak akan menyadarinya, tapi pada saat kita nggak ada, biarkan mereka melihat kebaikan kita. Itulah yang kita lakukan hari ini, membuat bagaimana kita akan dikenang esok hari, akan kah kita dikenang sebagai orang yang merepotkan, atau dikenang sebagai orang yang selalu memperdulikan orang lain, dan menjadi contoh yang baik bagi sekitar.

Itulah alasan gue, membuat tag line my story will become my history.

Inti dari semua ini dikarenakan satu hal, gue tipe orang yang nggak suka disuruh/ diperintah, maka sebisa mungkin gue juga tidak menyuruh/memberi perintah, selama bisa gue kerjakan sendiri akan gue lakukan sendiri, karena gue TIDAK SUKA DIPERINTAH!!!!

Friday, December 30, 2011

The end of 2011

Whoaaa tidak terasa 2 hari lagi menuju 2012, entah kenapa saya kurang antusias. Hmm harusnya siyh ga boleh gitu yah, harusnya tetap semangat. Whatever will be, will be... Right? ^_^

Pagi ini, dikantor ibu bos yang cantik masih belum masuk, sama asisten nya juga lagi cuti.

Hmm Cuti... Mungkin pertanyaannya adalah, kenapa saya tidak cuti..??
Karena saya kurang suka cuti, karena saya tidak tahu mau cuti ngapain, mau kemana, jadi saya lebih memilih masuk kantor, karena saya tahu kantor sepi, and I can enjoy my self in here... Ke kantor paling enak, pas kantor sepi, bebasss mau ngapain aja. Dan ini lah sesungguhnya yang namanya istirahat.. Doing Nothing.

Coba kalo kita liburan, otomatis, masih melakukan ini itu, packing, macet di jalan, whoaaa yang ada malah tambah stress.

Dan itulah salah satu saya males cuti beramai-ramai, dari tahun ke tahun setiap cuti baik itu cuti lebaran ataupun natalan saya pasti ada di kantor. Saya pasti nggak akan ambil cuti bersama itu. Karena saya kurang suka keramaian. Kalaupun ingin keluar kota atau ke luar negeri, ada baiknya mengambil hari sibuk, hari dimana kerjaan lagi numpuk, lagi sumpek-sumpeknya, tapi arena hiburan lagi sepi-sepinya, nah ini lah yang namanya liburan, ini yang namanya REFRESHING. Keluar dari penatnya ibukota, mencari ketenangan mencari kesenangan.

Kalau seperti sekarang, sekarang adalah waktunya menikmati Jakarta yang damai, kemacetan tidak separah biasanya, tulisan diskon-diskon cantik terpampang dimana-mana, hmmm moment seperti ini harus benar-benar di nikmati, karena ini hanya terjadi setahun sekali. Apa lagi di Jakarta sendiri pada akhir tahun nanti biasanya akan ada midnite sale gede-gedean. Ya itulah yang saya cari.. DISKON...

Dan jadilah, pagi ini sehabis dari salon, hmm nggak ada salahnya dong creambath di penghujung tahun, itung-itung memanjakan diri sendiri, wujud syukur terhadap diri sendiri, yang mungkin selama ini kurang dapat perhatian dari yang punya. Setelah creambath mint, wangi mint masuk ke pori-pori kepala, hmm dingin, setelah fresh, naek burung biru menuju kantor, sampe kantor langsung nyeduh kopi makan muffin sambil bikin report, nggak kerasa tahu-tahu udah jam makan siang. eh untung nggak laper.

Hari Jumat, pas banget orang lagi libur, seperti yang kita tahu, kalo hari Jumat itu adalah hari yang punya jam istirahat lebih panjang dari hari-hari lainnya, jadi sayang banget kalo hari Jumat yang sepi ini disia-siakan begitu aja, langsung dong saya cuss ke plaza semanggi. Buat apa lagi kalo bukan buat cari BUKU. Dan untung dapet dua buku, kebetulan pengarang nya baru 3 minggu belakangan ini menjadi pengarang favorit saya, TERE-LIYE. Dalam waktu 3 minggu, hampir semua novel Tere-Liye sudah saya punya:

1. Burlian (sudah punya)
2. Pukat (sudah punya)
3. Eliana (sudah punya)
4. Ayahku (bukan) Pembohong (sudah punya)
5. Hafalan Surat Delisa (sudah punya)
6. Bidadari-Bidadari Surga (sudah punya)
7. Rembulan di wajahmu (sudah punya)
8. Sunset bersama Rosie (sudah punya)
9. Moga Bunda di sayang Allah (belum punya)
10. Amelia (belum terbit)

Total dalam 3 minggu, misalkan saja kita pukul rata 1 buku harganya Rp.50.000,- maka dalam waktu kurang dari 3 minggu ini saya sudah menghabiskan Rp. 400.000,- hanya untuk novel-novelnya Tere Liye ini. Oh Gosh, betapa borosnya saya. Tapi itulah kekuatan buku ini, bikin kecanduan, pengen lagi, lagi dan lagi... Saya bukan kutu buku, kalo buku itu nggak bagus, dan nggak memberikan manfaat apa-apa buat saya, saya biasanya nggak akan beli. Untuk buku bacaan biasanya saya mikir seribu kali buat beli, kecuali buku-buku yang memang saya sudah tahu pasti bagus. Tapi novel ini, tangan saya sendiri yang pertama kali menemukanya. Tidak ada referensi dari siapapun, buku pertama yang saya beli adalah Ayahku (bukan) pembohong, dan sekali baca, baru beli siang pas makan siang, paginya sampe di kantor udah habis. Rekor saya dalam membaca buku tebal. Lalu saya cari lagi buku tere yang laen, dan hasilnya semua memang bagus-bagus, dan sekarang saya kecanduan, satu-satunya yang bisa menghentikan adalah si tere liye itu jangan ngeluarin buku baru lagi.

I suggest you to read his book, you will hypnotized by his magical words. Trust me.

Dan jadilah siang ini saya membeli dua buku dia, total dua buku Rp.110.000,- hmmmm lumayan yah... ternyata kalo yang namanya ketagihan itu emang nggak ada duanya, apapun di korbankan, dan tahukah kamu, dari pagi selain muffin itu saya belum memasukan apa-apa lagi, hanya karena buku. Dan seperti nya buku ini selain membuat kantong kurus, juga bisa bikin badan kurus.

Ke Gramedia hari ini nggak cuma beli buku, tapi juga buku harian untuk opa. Opa itu rajin banget menulis semua kegiatannya di buku diary, hampir setiap hari, tidak pernah ketinggalan, segala pengeluaran, dan pemasukan secara rapi, dan ternyata itu menurun, menurun kepada siapa lagi kalo bukan ke cucunya yang sekarang lagi nulis blog ini.

Dan tema hari ini menjelang pergantian tahun adalah buku to buku to buku. Menulis, membaca, menulis lagi, baca lagi... begitulah sepertinya saya akan menghabiskan sisa tahun di tahun 2011 ini. Dan planning saya di tahun 2012 adalah seharian di kamar, nggak kemana-mana, menikmati waktu yang ada, baca buku, nonton DVD, nulis, tidur pastinya.

Eitsss udah mau jam 6 sore niyh, suara sirine polisi di jalan udah mulai kedengeran, nggak ada hub nya siyh, just want to tell you aja, I should go now, and will be back on Monday.

Happy New Year 2012, have a great day ahead.

Kali aja besok-besok nggak sempet nge blog lagi. Ciaooooo...

Thursday, December 29, 2011

Berjudi dengan Waktu

Sebentar lagi akan memasuki tahun 2012. Ada banyak hal yang harus aku kerjakan ditahun itu. Sama seperti di tahun ini, aku berhasil melalui banyak badai, aku berhasil melalui banyak rintangan. Aku berhasil keluar dari rintangan 2011 dengan senyuman, dengan keselamatan. Aku ingin mengulang kisah sukses ku di 2011 di tahun 2012 nanti.

Di tahun 2011 tidak sekali aku jatuh, aku jatuh berkali-kali, tapi dalam jatuh ku aku segera bangkit dan berdiri. Pukulan-pukulan hebat itu satu persatu berhasil aku lawan, berhasil aku tangkis. Pukulan itu memberikan aku latihan-latihan menjadi bekal untuk menjadi yang lebih baik.

Bangun ku, tidak ada yang menolong aku untuk bangun saat itu. Tapi sungguh benar apa yang tercantum dalam Al Quran "tidak ada penolong selain Allah". Maka selepas shalat malam, di tengah kesepian malam menunggu fajar, aku menangis sesegukan di kamar kost yang kecil, yang hanya muat 1 kasur, 1 lemari, dan 1 ubin lagi untuk shalat. Tangis ku malam itu didengar oleh sang pemilik janji kehidupan. Dia memberikan aku kehidupan yang lebih baik, yang lebih layak, dibebaskan dari segala macam hutang. Dan jadilah aku seperti hari ini dengan kuasaNya.

Aku hari ini, tetap belum kaya, aku masih tinggal di kostan kecil itu, tapi aku terbebas dari hutang piutang. Aku mampu berdiri di atas kaki ku sendiri. Bahkan aku masih bisa membahagiakan orang-orang di sekitarku, ibuku, adikku, dan lingkungan ku. Dan menjadi kaya memang tidak pernah termasuk dalam cita-cita ku, aku hanya ingin hidup berkecukupan, mampu menikmati hidup, bisa membeli apa yang aku butuhkan, bisa bermanfaat bagi orang lain, bisa makan apa yang aku ingin makan, bisa nonton di bioskop untuk semua film yang aku ingin tonton (maklum, aku memang movie mania), bisa membeli buku kesukaanku, bisa menghabiskan hari dengan membaca.

Tapi apa itu saja cukup? BELUM. Manusia tidak pernah ada kata cukup. Itulah yang aku rasakan sekarang. Sejenak, aku memang merasa aku sudah cukup, hidupku sudah berkecukupan. Tapi dengan apa yang aku punya sekarang selalu memaksa kita untuk mencari lebih, lebih, dan lebih lagi. Sungguh Sang Pemilik kehidupan mempunyai rencana yang indah untuk ku. Apa yang aku punya hari ini, apa yang aku dapatkan hari ini, dia merencanakan sesuatu yang indah lagi di luar sana.

Hari itu beberapa bulan lalu, aku adalah orang yang sama sekali tidak tertarik dengan HAJI/UMROH. Aku lebih tertarik plesir ke luar negeri, ke pantai, melihat belahan dunia lain. Ya, itulah mimpiku dari kecil, aku ingin terbang melintasi cakrawala melihat dunia lain, melihat kehidupan di negara lain. Dan Alhamdulillah itu sudah terwujud, walaupun masih hanya sekitar Asia Tenggara saja, karena kemampuanku baru sampai disitu. Dari situ aku punya mimpi untuk terbang lebih tinggi, aku ingin ke benua eropa atau amerika. Tapi tak pernah sekalipun aku berpikir untuk ke mekkah/medinah. Sang Pemilik Kehidupan yang menunjukan kepadaku betapa indahnya Tanah Haram itu.

Ibuku yang selama ini selalu bilang padaku "mama mah nggak pengen jalan-jalan ke thailand, ke singapore, mama cuma pengen Umroh". Tapi pada saat itu hati ku membeku, hatiku sama sekali tidak ikut tergerak, aku tetap tidak tertarik. Lalu aku sampai di perusahaan International Banking ini, rekan kerja ku yang berjilbab ini sering sekali cerita tentang betapa dia pingin umroh. Tapi sama hatiku masih tidak tergerak. Sampai detik bulan November kemarin, sambil menunggu Adzan Maghrib, aku membuka-buka Facebook salah seorang teman SMP ku, disana ada foto-foto dia dan keluarganya sedang Haji dan Umroh. Satu album foto itu merangkai semua kegiatan dia beberapa tahun ke belakang pada saat sedang ke Tanah Haram itu. Dia sudah 3 kali menginjakan kaki ke tanah haram itu. Dan sungguh rasa iri tak tertahankan itu muncul, aku membatin dalam hati "Ya Allah, bagaimana mungkin teman ku, seusia ku, dia sudah 3 kali menginjakan kaki ke tanah suci mu, sedangkan aku, niat sedikitpun nggak". Mataku perih, dadaku seperti ada yang mengganjal, dan tumpah lah tangisan itu tepat dengan suara Adzan Maghrib yang sayup-sayup terdengar dari Masjid Polda tepat di samping kantorku. Dalam shalat ku, aku berucap syukur akhirnya Allah menggerakan hatiku, dan aku pun memohon kepadanya agar aku diberikan kesempatan yang sama seperti Icha (teman SMP ku itu bernama Marissa panggilannya Icha). Maka Umroh pun ada di urutan pertama dalam resolusi ku di tahun 2012.

Malamnya aku menceritakan kejadian itu ke pacar aku. Yeayyy di tahun 2011 ini aku juga sudah punya pacar loh. Yang mana salah satu cita-cita di tahun 2011 itu pun kesampean. Dan memang kami berencana untuk menikah tahun depan. Tapi dimana nya memang masih belum ada kata sepakat, mengingat aku memang bukan dari keluarga orang kaya, tidak punya harta yang ditinggalkan oleh almarhum ayahku, mamaku pengangguran, dan gajiku beberapa tahun belakangan selama aku kerja mengalir begitu saja, untuk uang kuliahku, untuk biaya kehidupan sehari-hari, untuk kebutuhan plesir ku. Dan here I am, manusia tanpa tabungan yang pingin nikah. Begitulah candaan pacarku kepadaku kalau kami ngomongin nikah. Hmm kesel sih, tapi ya sudah lah buat apa juga di ambil hati, toh memang seperti itu kenyataannya.

Dan pucuk dicinta ulam pun tiba, begitu aku menyampaikan kejadian maghrib itu, dia pun memiliki ide untuk menikah di tanah Mu ya Rabb. Kebetulan macam apa ini, apakah ini sudah menjadi jalan bagiku untuk menginjakan kaki di tanah Mu. Mbak Santi (teman sekantor ku yang suka cerita kalo dia pengen bgt umroh) pernah bilang, begitu kita niat, seribu malaikat turut mendoakan, pintu-pintu akan dibukakan, akan diberikan kemudahan, dan akan disegerakan, asal kita NIAT. Dan mungkin ini apa yang dikatakannya benar. Jalan itu mulai terbuka, beberapa teman merekomondasikan biro umroh nya, bahkan ada yang sudah satu paket dengan pernikahannya. Ya Rabb bahwasanya Engkau adalah dekat. Jika memang Allah mengizinkan, maka pernikahan ini mungkin akan dilaksanakan disana. Dan Menikah adalah salah satu resolusiku di tahun 2012 nanti.

Menyadari sepenuhnya aku bukan karyawan tetap di perusahaan ini, maka aku tahu seperti apa aku harus bertindak. Aku harus bekerja keras, aku harus menunjukan yang terbaik, aku yakin ketika kita bekerja dengan sungguh-sungguh sesungguhnya Pencipta Langit dan Bumi melihat dengan jelas apa yang aku lakukan, dan aku tahu tidak akan sia-sia jika aku bekerja dengan sungguh-sungguh. Itupun aku lakukan sebagai bentuk syukurku kepadaNya karena telah diberikan pekerjaan nikmat ini. Bagaimana tidak nikmat, aku masuk kerja jam 10.00 am, gajiku lumayan, kerjaan ku walaupun dadakan tapi aku enjoy, kantor ku bagus, terletak tepat di jantung ibu kota, di gedung yang bagus, teman kerja ku baik, bos ku baik. Oh Tuhan, nikmat Mu yang mana kah yang bisa aku dustakan. Sungguh besar keagungan Mu, Kemurahan hati Mu kepadaku. Dan bekerja dengan sungguh-sungguh menjadi resolusi ke tiga di tahun 2012. Oh ya, dari pertama kali aku menginjakan kaki di kantor ini, sampai detik ini sudah 6 bulan, aku belum pernah sekalipun izin meninggalkan kantor, baik itu sakit, ataupun cuti. ^_^ Itu memang sudah komitmen aku dari awal. Semoga aku tetap bisa menjaga komitmen itu.

Resolusi di tahun 2011 itu ada juga beberapa yang belum kesampean antara lain TURUN BERAT BADAN. Oh my God, sumpah susah banget buat yang satu ini. Dan satunya lagi CANTIK. oh gosh, ternyata jiwa cuek ku memang lebih kentara daripada niat untuk jadi cantik. Dulu diakhir 2010, resolusi ku aku pengen seperti wanita karir lainnya, yang ke kantor dengan tampilan yang cantik, dengan sepatu hak tinggi, rambut panjang yang di blow setiap hari, wajah yang hmm gak usah menor, paling nggak jangan kucel juga. Dan itu hanya berlangsung beberapa bulan. bulan Juli, sebulan setelah aku gabung di perusahaan tempat aku bekerja sekarang, jangankan untuk berdandan, memakai baju saja aku selalu memakan yang itu-itu lagi. Maklum kali ini, aku harus naik turun bis, naik turun jembatan. Kantor ku yang sebelumnya dekat dengan kostan, jadi aku bisa cantik sepanjang hari, gonta ganti sepatu sesuai dengan baju. Dari kost tinggal naek ojek. Tidak ada rintangan. Tapi kalo kerja disini, males banget ngebayangin harus nenteng tas banyak-banyak, satu tas tangan, satu lagi tas isi sepatu. Dan nggak mungkin banget aku pake hak tinggi dari kostan. Masalah rambut, masuk siang bukannya dijadikan waktu untuk ngeblow rambut, malah aku pakai buat tidur. Dan menjadi Cantik masuk dalam resolusi ku yang ke- empat. Dan menjadi kurus masuk dalam resoulsi ku yang ke-5 (yang ini sumpah berat banget, makanya di taro di urutan terakhir) .

Yap, 5 resolusi terpenting di tahun 2012.
1. Umroh
2. Nikah
3. Working Hard Playing Hard (karena jujur aja, tahun 2011, gue kekurangan waktu bersenang-senang, sang pacar bukan orang yang pandai memanfaatkan waktu untuk bersenang-senang, jadilah setiap weekend selalu ke tempat yang itu-itu saja, mall lagi mall lagi, kalo nggak PIM, Gandaria City, Setia Budi). Maka tahun 2012 ini wajib plesiran lagi.
4. Cantik
5 . Kurusan bin Sehat (Nggak mungkin gue bilang kurus, karena dari lahir gue nggak pernah kurus)

di 2011, perjudian ku dengan waktu untuk beberapa hal aku berhasil memenangkannya, sedangkan sisanya waktu yang berhasil memenangkannya.

Dalam perjudian ku dengan waktu di tahun 2012 ini, aku berharap aku lah pemenangnya.

Wednesday, December 28, 2011

Happy Birthday Oma

Hai my beloved Grand ma,

Happy wonderful birthday

Wish you a happy day ahead. May Allah will always blessing you with His love and care.

Oma (Grandma)

Adalah orang yang telah merawat aku dari aku kecil, sebagaimana aku tumbuh hari ini, ini lah hasil dari didikannya. Dengan penuh disiplin dan kasih sayang, aku sangat menghormatinya dan menyayanginya.

Terima kasih oma, telah menjadikan aku seperti aku hari ini.



We will always love you.

NGESOT

Terlalu letih untuk berdiri
Terlalu sakit untuk jatuh lagi

Tidak ada yang membantu tubuh ini untuk bangkit
Tidak ada yang menopang tubuh ini, bagaimanalah mungkin aku bisa bangkit, dengan semua luka di sekujur tubuhku, luka demi luka yang tak kunjung sembuh, sekali sembuh terluka lagi dibagian lain, terus terus dan terus begitu, hingga aku berada di titik terlemah, kesulitan bernafas.

Yang tertinggal hanya nama papa ku, yang aku inginkan papa ku menjemputku, karena luka ini tak kunjung sembuh, dan aku pun tak tahu apa luka-luka ini bisa sembuh. Hari demi hari luka ini bertambah terus, sakit demi sakit harus aku lalui, SENDIRI.

Tapi aku tidak bisa juga memilih untuk jatuh lagi ke bawah, karena aku tahu, jatuh ke bawah itu rasanya sangat sakit, tidak bisa dibayangkan dengan luka sebanyak ini, ditambah aku harus jatuh lagi, aku tak akan kuat menahannya.

Waktu terus berjalan, tapi aku tidak bisa berjalan sambil berdiri, karena aku masih belum bisa bangkit lagi.

Akhirnya bersama waktu aku hanya bisa NGESOT ala suster ngesot.

FATAMORGANA

Ketika aku melangkah, kulihat di kiriku pohon yang kering, tak berdaun, pohon yang hanya tinggal menunggu mati.

Ku langkah kan kaki lagi, panas itu menembus kaki ku. Kering benar-benar tidak ada air, tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Kualihkan pandangan ku ke kanan jalan, tidak ada yang tersisa selain tulang belulang entah hewan atau manusia, aku tak berani mencari tahu. Yang aku perdulikan hanya bagaimana aku menemukan kehidupan.

Di tengah teriknya matahari, dan panas yang membakar tubuhku, aku masih bisa melihat di depan sana ada kehidupan. Ya masih ada harapan, aku berjalan, tertatih-tatih mempercepat langkahku, tapi ketika ku sampai disana tidak ada air, tidak ada kehidupan, semua masih kering, sama seperti sebelumnya, aku melihat lagi ke depan, seperti nya air itu ada di depan sana, aku jalan lagi menghampiri, tapi hasilnya sama, semua itu hanya FATAMORGANA.

Tetapi, satu hal yang aku sadari, fatamorgana itu selalu memberi harapan akan kehidupan. Masih ada harapan, masih ada. Walaupun kemungkinan nya sangat kecil, tapi HARAPAN ITU MASIH ADA.

Tuesday, December 27, 2011

Keberanian yang Tertunda

06.30 Berangkat dari rumah

07.30 Sampe kantor (kepagian, secara jam kantor saya dimulai dari jam 10.00)

Hmm jadi kepikiran buat cabut gigi, sebenernya niat sih udah dari hari Jumat buat cabut geraham belakang, tapi keberanian dan kesempatan itu belum ada, lagi-lagi untuk urusan pekerjaan, harus kirim titipan bos ke relasi-relasinya. Jadi mungkin hari ini adalah saat yang tepat, kebetulan bu bos juga lagi nggak ada hari ini. langsung mencegat taksi dari depan Pacific Place menuju RSCM.

Kenapa RSCM menjadi pilihan? Tentu saja karena murah, dan dokternya sabar-sabar, kurelakan lah gigi ini dijadikan bahan praktik mereka. Daripada sama dokter gigi yang udah lama, rata-rata galak-galak dan gak sabaran dalam menghadapi pasien. Mungkin mereka nggak tahu, kalo untuk ke dokter gigi itu bagi beberapa pasien sama rasanya kayak narapidana yang mau dieksekusi hukum mati. Atau kayak menghampiri kandang Singa. Masuk ruang operasi aja rasanya masih jauh lebih nyaman daripada harus ke dokter gigi, tinggal di bius, tidur bangun-bangun semua urusan udah kelar.

Kalo ke dokter gigi, harus ngeliat langsung alat-alat nggak jelas ini masuk ke mulut kita, ngoprek-ngoprek gigi kita, denger bunyi bor yang harusnya ngebor tembok. Tapi biarlah demi gigi cantik, maka nekat juga ke dokter gigi, pikiran saya saat itu, kalo nggak sekarang kapan lagi. Mumpung ada kesempatan dan ada duit juga. ^_^

08.00 Taksi burung biru itu tiba juga di depan RSCM bagian gigi dan mulut.

Setelah mengeluarkan uang Rp.20.000 (2 lembar), dan berpisah dengan burung biru itu, saya pun melangkah gontai masuk ke dalam Rumah Sakit tersebut. Untung, saya lupa masuknya dari mana.

Kebetulan rintik hujan mulai turun setetes demi setetes. Sebenarnya saat itu saya bisa saja bertanya ke pada Satpam yang melintas perihal dimana loket pendaftaran. Tapi niat itu saya urungkan, saya melangkah ke pintu keluar, dan menyetopkan Burung Biru yang lain.

Ya, sayang sekali keberanian itu menciut seketika, dambaan memiliki gigi cantik yang sehat itu juga hilang seketika terkalahkan oleh rasa takut yang sudah bertahun terpendam. Saya pun kembali menuju ke kantor lagi, dengan gigi yang masih belum di polishing selama 3 tahun.

Dan entah berapa lama lagi saya bisa memberanikan diri saya untuk ke dokter gigi lagi. Niat nya sih hari Jumat ini, karena seandainya terjadi apa-apa, saya masih punya waktu 3 hari ke depan yang mana merupakan hari libur untuk beradaptasi dengan proses pasca cabut gigi itu.

Dan semua perjalanan ke RSCM hari ini sia-sia. Saya lebih memilih kembali ke kantor, sarapan Butter Sugar Toast dan Yuan Yang Ping milik Ya Kun Kaya Toast, daripada mencabut gigi yang mungkin menyebabkan saya tidak bisa makan apa-apa hari ini.