today, the last day in 2011.
Hari ini diawali dengan badan yang nggak enak, tulang belakang itu rasanya minta diistirahatkan, panas badan naik, mata mulai berair, idung mulai meler. Ya ada sesuatu yang nggak beres di badan rasanya, hmm aku tahu aku tahu, mungkin karena kemarin tidak makan nasi sama sekali, pagi makan muffin, siang makan roti, malam makan half quarternya Kenny Rogers, dan jadilah bukannya diet malah sakit. Dan pada saat gue sakit ini, muncul satu pertanyaan gue, untuk siapa gue melakukan ini semua, apakah gue diet karena orang lain ataukah karena gue sendiri..?? Big question mark in my head, you can see it clearly.
Satu hal yang gue pelajari dalam hidup gue, gue selalu sendiri, dan untungnya gue terlahir dengan kemampuan menyembuhkan diri sendiri. Bukan menyembuhkan juga siy, tapi membiarkan, atau merawat mungkin lebih tepatnya. Terlalu mandiri mungkin. Masang koyo sendiri, kerokan sendiri, gue selalu enggan meminta pertolongan orang lain, tapi anehnya kenapa orang lain disekitar gue nggak begitu ya,kadang kita kan bertingkah seperti itu karena kita tahu nggak enak banget rasanya disuruh-suruh sama orang lain itu.
Contoh, di kostan gue, ada temen kantor lama gue, kostannya kira-kira beberapa blok dari kostan gue, waktu itu gue belum pulang kerja, masih di kantor, dia bbm gue nanya gue lagi dimana dan dia minta gue cepet pulang buat ngerokin dia. Howwwww comeeeee heiiii hellowwwwww, gue masih dikantor dan lu nyuruh gue cepet pulang cuma buat ngerokin lo doang...
And I have another case, kali ini teman se kostan gue, tapi beda kamar, waktu itu dia diare, gue perhatiin emang orang ini sering banget minta tolong ama orang laen, cuma emang jarang minta tolong ama gue, sampe waktu itu di tengah diarenya dia, dia minta tolong gue buat beli obat, and gue sebenernya nggak masalah dia titip beli obat, karena kebetulan emang gue mau ke PIM jadi sekalian, tapi akan beda ceritanya kalo pas sampe di PIM, dia bbm in terus, telp in terus, tanyain kapan gue balik, pertanyaannya, apakah orang tersebut nitip beli obat, apa nyuruh gue beli obat.
Sedangkan gue, dalam sakit gue, gue biasa sendirian, kalo butuh obat, gue yang akan jalan sendiri, masalah kerokan apa lagi, belum pernah gue dikerokin orang laen selaen sama nyokap dan adek gue. Kemandirian itu tertanamkan dengan sendirinya, sakit demi sakit gue laluin sendiri. Karena gue selalu menanamkan dalam diri gue "INI SAKITKU BUKAN SAKITMU, INI TUBUHKU BUKAN TUBUHMU, TERLALU BANYAK URUSAN YANG HARUS KAU KERJAKAN, SELAMA AKU MASIH BISA MELAKUKANNYA SENDIRI, AKAN AKU LAKUKAN SENDIRI, TAK KAN PERNAH AKU MEREPOTKAN MU KARENA AKU".
Pernah di kantor lama gue, di daerah gatot subroto, kantor perusahaan telekomunikasi korea, saat itu gue sakit, muntah, diare, pusing, tapi secara gue orangnya kalo udah sampe kantor, agak sungkan untuk ijin kerja, akhirnya gue paksain tetep duduk standby mantengin budget, lama kelamaan angka itu berubah menjadi bayangan dan kepala gue kayak abis naek komedi puter, langsung gue melangkah gontai ke kamar mandi, sempoyongan abis, sampe di toilet, semua isi perut itu keluar, gue muntahkan begitu saja, lemes banget badan gue, gue duduk pas di samping toilet, menyandarkan kepala yang udah nggak mampu gue angkat ke atas lagi, kepala nempel di toilet, dan tiba-tiba aja gue memeluk toilet dengan mesranya. Sampe ada penjaga toilet mengetuk pintu memastikan siapa di dalem, karena kalo di lihat dari posisi dia, dia hanya bisa ngelihat kaki gue yang udah keluar dari pintu toilet. Disitu kesadaran gue perlahan balik, gue coba bangun, gue balik ke meja, langsung ambil dompet, langsung jalan ke RS medistra. (Kebetulan posisi kantor gue pas banget di sebelah RS Medistra). Sampe di RS Medistra, di periksa sama dokternya, dokter setengah baya itu menyarankan gue untuk di rawat, dia bilang gue dehidrasi. Whatsss dirawat?? satu satunya dalam otak gue saat itu "Mampus, duit dari mana gue!!!!". Gue bilang ama dokternya, supaya nggak dirawat, dia bilang boleh aja, tapi gue harus ngabisin dua botol infus dulu baru boleh pulang. Dan dikasih surat ijin 4 hari. Ya, nggak lama temen sekantor gue telp, tanya posisi gue dimana, baru gue jelasin semua masalahnya, baru dia anterin tas gue, dan lo tahu bukan dia yang anter tas gue, tapi driver kantor. (Fyi, selama dia lihat gue sakit dan segalanya sama sekali itu orang nggak ada basa-basinya, padahal dia liat banget gue tepar).
And that's life, that's my life, ketika gue sakit gue biasa untuk tidak di perdulikan oleh orang-orang di sekitar gue, bahkan orang terdekat gue, tapi ketika mereka yang sakit, kenapa keadaan seolah memaksa gue untuk care sama mereka. Dan sayang nya hati gue pun nggak bisa bilang 'nggak' kalo ngeliat orang sakit, ada rasa nggak tega, tapi suka males juga sama orang-orang yang manja nya kelewatan. But, apapun itu gue tahu itulah hidup, terkadang kita nggak bisa mendapatkan apa yang kita mau. Tapi kita masih bisa memberi. Karena pada hakekatnya hidup adalah memberi, memberi, dan memberi. Pada saat memberi itulah hidup kita mempunyai arti.
Dan dalam kehidupan gue yang tidak mudah, tidak mulus, melewati batas-batas kemampuan manusia, satu hal yang gue sadari, gue NGGAK PERNAH SENDIRI. Pertolongan itu nyata.
Seperti hari ini, sakit gue hari ini, membuat gue ingin merasakan satu hal, 'Pelukan Tuhan'. Ya ga lain dan ga bukan hanya itu, pelukan Tuhan, pelukan abadi yang bisa menenangkan yang hidup ataupun yang mati. Dan perjalanan hidup gue telah mengajarkan untuk tidak pernah mengandalkan manusia, tapi selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah kehidupan.
Itulah yang gue pelajari dalam hidup gue yang nggak mulus, kehilangan yang datang silih berganti, tangan-tangan Tuhan yang selalu menyertai langkah gue. Menjadi MANDIRI is must, mendapat perhatian dari orang di sekitar kita adalah BONUS dari Tuhan, tapi jangan pernah meminta itu dari orang lain, biarkan dunia melihat betapa kuatnya kita. Pada saat kita ada, mungkin mereka nggak akan menyadarinya, tapi pada saat kita nggak ada, biarkan mereka melihat kebaikan kita. Itulah yang kita lakukan hari ini, membuat bagaimana kita akan dikenang esok hari, akan kah kita dikenang sebagai orang yang merepotkan, atau dikenang sebagai orang yang selalu memperdulikan orang lain, dan menjadi contoh yang baik bagi sekitar.
Itulah alasan gue, membuat tag line my story will become my history.
Inti dari semua ini dikarenakan satu hal, gue tipe orang yang nggak suka disuruh/ diperintah, maka sebisa mungkin gue juga tidak menyuruh/memberi perintah, selama bisa gue kerjakan sendiri akan gue lakukan sendiri, karena gue TIDAK SUKA DIPERINTAH!!!!
No comments:
Post a Comment