Wednesday, March 30, 2011

Penjagaan Allah dalam kisah ku

Ya Allah, kadang kasih Mu begitu indah, kalau aku memikirkan ulang perjalanan hidup ku, tak satupun yang lepas dari pertolongan dan rencana indah Mu.

Di tengah kemoderatan keluarga ku, masih begitu besar juga nilai-nilai yang diajarkan oma opa ku kepadaku. Masa kecil ku yang kuhabiskan bersama oma opa ku membuat aku memiliki pola pikir yang berrbeda dengan ibu kandung ku sendiri. Aku sudah masuk madrasah sejak aku SD, baik di pondok kopi ataupun di pondok kelapa, baik saat masih tinggal bersama oma dan opaku, ataupun pada saat sudah tinggal bersama mama ku.

Masa SMA ku, entah bagaimana aku sangat menginginkan masuk SMA 44, ketika aku masuk ke dalam nya untuk pertama kalinya, aku bisa merasakan disana lah tempatku, sekolah yang bersih, dan kental suasana kekeluargaan serta keagamaannya. alhamdulillah aku berteman dengan orang-orang yang baik, dengan teman-teman luar biasa, masih aku ingat, dengan sendiri nya tanpa berniat membentuk kelompok atau geng, kami berkumpul dengan sendiri nya, aku masih ingat nama teman-teman ku saat itu:

1. Alm. Fany Fajaryanti
2. Weni Febriani
3. Mazaya Basmal
4. Intan
5. Wuri
6. Lenny Ariesta (diriku sendiri).

Selain itu dari SD aku selalu berteman dengan anak-anak baik, dari situ aku sadar, orang baik, akan selalu dikumpulkan dengan orang-orang baik, Alhamdulilah, aku tidak pernah salah dalam memilih teman. Selalu ada saja orang yang Allah hadirkan untuk mengingatkan ku ke arah kebaikan...

di SMA aku ikut bergabung dengan organisasi keislaman di bawah murobbi mbak Murti, ya Allah apa kabar beliau sekarang, aku merindukannya...

Di masa kuliah ku, di tengah kumpulan teman-teman satu kelas ku yang sebagian besar lebih mementingkan fashion dari pada pelajaran, entah bagaimana aku ditakdirkan lain,karena jadwal kurusu bahasa inggrisku, ada beberapa mata kuliah yang mengharuskan aku untuk ikut kelas anak jurusan lain, pada saat itu aku mengambil jadwal kelas anak Perbankan, disana aku kenal Meutia, Meta, dan mereka lah yang membawa aku kembali ke organisasi keislaman di kampus, dibawah bimbingan Mbak Nissa, senior ku di FISIP UI jurusan politik. Subhanallah, kasih dan rahmat Mu tak pernah putus untuk ku ya Allah. Selalu saja aku dikumpulkan dengan orang-orang yang shalehah...

Begitu pula pada saat aku bekerja, saat aku masuk ke Telkomsel pertama kalinya, aku dipertemukan dengan teman SMP ku, Zuchra Fanny Utami, kami tak akrab pada waktu SMP, tapi justru kami menjadi teman dekat di Telkomsel, dia yang selalu mengingatkanku, bahkan kalau boleh aku katakan disini, dia adalah guru bagiku, selagi tak ada mbak Murti, ataupun Mbak Nissa, secara tak langsung aku diingatkan oleh nya untuk selalu dekat dengan Mu ya Allah, 2 tahun pertama ku di Telkomsel aku lalui bersama Fanny, di tahun ke dua ku di Telkomsel, Engkau pertemukan aku dengan Meutia, yang tak kalah shalehah nya dengan Fanny, dia lebih muda dari ku, tapi dari dia juga lah aku belajar berbagai hal.

Dan saat ini, disaat aku merasa kehampaan yang dalam, disaat aku merasa tidak ada lagi Fanny, Meutia, Mbak Murti, Mbak Nissa, Pak Maslam, Pak Maskur, Bu Haji Dayat, dengan sendirinya kemarin di gramedia, di tengah kegalauan ku, tangan ku menarik satu buku, yang aku yakin aku menemukan buku itu dengan bantuan Mu. Buku yang dikarang oleh Oko Setiana Dewi, kisah yang didalam nya mengingatkan ku pada perjalanan hidup ku sendiri.

Sungguh ya Allah, pertolongan Mu sangat dekat, aku tahu dan sadar sepenuhnya, Engkat menyayangiku, Engkau selalu menjagaku. Ya Allah, betapa aku sangat merindukan teman-temanku. Teman-teman yang selalu saling mengingatkan dalam kebaikan. Ya Allah, izinkan aku bertemu lagi dengan mereka, bersama-sama lagi dengan mereka. Izinkan aku berkumpul lagi dengan orang-orang seperti mereka.

Perjalanan hidup ku pun, terasa begitu sangat indah, seandainya reinkarnasi itu benar adanya, aku pasti akan memilih untuk menjadi diriku lagi. Betapa sangat beruntung nya aku.

Ya Allah yang maha perkasa, terima kasih atas pertolongan dan perlindungan-perlindungan yang Kau berikan untuk ku selama ini. Pelajaran-pelajaran hidup yang nyata yang Kau berikan melalui orang-orang sekitar ku. Ya Allah, jadikan aku orang yang lebih baik lagi dari aku yang sekarang, hingga aku siap berjumpa dengan Mu, aku mohon kepada Mu, agar hari dimana hari aku berjumpa dengan Mu adalah hari yang terindah dalam hidupku, bantu aku untuk mempersiapkan semuanya.

Ya Allah, bantu aku untuk bisa menjaga selalu nama baik ku, nama baik keluarga ku, bantu aku untuk bisa menjadi anak yang shalehah bagi orang tuaku, menjadi istri yang shalehah bagi suami ku nanti, bisa menjadi ibu yang shalehah yang bisa dijadikan panutan bagi anak dan cucuku nanti. Izinkan aku meninggalkan dunia ini nanti dengan membawa nama baik ku, nama yang akan dikenang selalu oleh orang-orang yang kusayang saat ini. Rencanakan hal-hal terindah untuk hidup ku Ya Allah, karena sesungguhnya Engkau lah perencana terbaik dari segala perencana perencana di muka bumi ini.

Ku serahkan kisah perjalanan hidup ku selanjutnya di tangan Mu ya Allah... Sesungguhnya Engkau lah yang maha mengetahui, sedangkan kami tidak mengetahui...

Tuesday, March 15, 2011

Shopaholic kah aku???

Senin 14 Mar 2011,

Setelah sekian lama nggak pernah lagi makan siang di Plaza Semanggi, kemarin akhirnya gue mengunjungi tempat itu lagi, karena kecepetan dateng, jadi lah gue muter-muter keliling plaza semanggi.

Begitu banyak godaan, gelang-gelang itu menari-nari di etalase toko, mengajak tanganku untuk mencobanya, membuat ku merasa bahagia ketika mencobanya, merasa pantas untuk memakainya, merasa pantas untuk membelinya. Pandangan pun teralihkan ke parfum yang berdiri dengan tegaknya didala etalase toko, pramuniaga yang menawarkan untuk mencobanya, hidungku berkata dengan bijak ‘belilah, kau pantas untuk memilikinya, harga nya pun tidak mahal, bisa kau pakai untuk waktu 3 bulan’ dan kata hatiku pun menyetujuinya. Sampailah 2 bon ditangan ku.

Berjalan menuju kasir untuk membayar, melewati jejeran sepatu-sepatu indah, kucoba satu persatu sepatu yang menarik hatiku, begitu indah dikakiku, membuat aku merasa menjadi wanita seutuhnya, jari jemari kakiku tampak begitu indah dengan higheels warna cokelat muda, yang bisa aku padu padankan dengan blouse ku yang warna crème, lagipula sesuai dengan gelang yang akan aku beli ini. Kaki memohon padaku, untuk membelikan sepatu itu, karena selama ini sudah hampir 6 bulan aku tak pernah membelikan dia sepatu lagi, dan hati ku pun merasa iba, aku menyetujui untuk membelinya.

Sudah terkumpul 3 bon ditanganku. Mata ku pun tertuju pada cincin manik-manik yang indah, kucoba ditangan ku, dan tangan ku pun mengucapkan syukur yang tak terhingga, begitu indah cincin itu melekat ditanganku. Tanpa pikir panjang aku pun menyiapkan 1 bon lagi. Sampailah aku di pintu kasir, dan disamping kassa terpampang tulisan besar Sale 70%, tas itu berteriak-teriak, memberi tahuku bahwa deadline mereka untuk diskon hanya sampai minggu ini, dan otak ku bekerja dengan cepat dan berkata, kenapa tidak, lagipula aku jarang ke sini. Aku menyiapkan 1 bon lagi untuk ta situ, tas yang kujamin akan membuat siapapun yang mengenakannya merasa menjadi sangat berarti.

5 bon sudah kupegang, dan aku sudah berdiri tepat di depan kasir, aku melirik calendar, dan menyadari ini baru tanggal 14 Maret 2011, ah Tuhan hidupku masih panjang. Tuhan, kenapa aku jadi kesurupan begini, kenapa hasrat itu begitu kuat, bahkan akal sehatku menghilang. Kenapa aku jadi mengumpulkan 5 bon sekaligus dala waktu kurang dari 20 menit. Bukan kah niat aku ke Semanggi ini justru untuk mencari uang, bukan malah menghamburkan uang.

Kakipun berjalan mundur perlahan, menyesali kebodohan-kebodohan yang hampir saja aku lakukan. Dan rasa bangga pun muncul pada diriku, rasa bangga karena telah berhasil mengalahkan setan-setan belanja itu, rasa bangga karena kemampuan ku untuk belanja dalam waktu kurang dari 20 menit.

Aku sering bilang ke orang-orang bahwa aku tidak hobby belanja, dan sekarang aku bertanya lagi pada diriku sendiri, APA IYA…??????

Kangen Putih Abu Abu

Tadi pagi melintasi ampera menuju kemang, lewat sekolah, terlihat anak-anak sekolah menggunakan seragam putih abu-abu. Sesaat membawaku kembali ke 13 tahun yang lalu, masa-masa dimana rasa bangga itu hadir ketika mengenakan seragam putih abu-abu untuk pertama kalinya. Dan tidak dipungkiri dengan kata-kata orang sebelumnya bahwa itu adalah masa-masa terindah. Dengan pakaian seragam sekolah tingkat paling atas.

Bisa diingat, pada masa-masa itu hampir semua film indonesia mengisahkan tentang anak SMA, sebegitu bangga orang-orang dengan masa itu. Seragam itu menjadi lambang pergaulan remaja pada saat itu. Rasa bangga ketika mengenakan seragam itu.

Bandingkan dengan masa sekarang, sudah amat sangat jarang perfilman indonesia yang bergenre remaja menggunakan seragam putih abu-abu. Sinetron sekarang lebih mengincar target kuliah - keatas, contoh saja cinta fitri, film yang diperankan oleh anak belasan tahun, tapi sudah berperan sebagai seorang istri, atau kisah putri yang ditukar, pemain utama nya asih belia namun memerankan sosok seorang wanita karir.

Kebalikan dari beberapa tahun lalu, dimana dian sastro and the gank dengan bangga mengenakan seragam putih abu abu, atau mona ratuliu yang pada saat itu sudah menjadi istri dari indra brasco masih memerankan tokoh anak SMA, atau kisah rumah pondok indah, kisah anak menteng.

Apakah karena remaja sekarang yang terlalu cepat dewasa, atau kah kebanggan putih abu-abu memang sudah tidak ada.

Betapa bahagia nya masa-masa itu, masa-masa dimana tidak ada beban financial yang perlu ditanggung oleh anak-anak SMA, tapi tanggung jawab besar pun ada di pundak mereka, tanggung jawab untuk menjadi yang terbaik, tanggung jawab untuk memasuki universitas terbaik, belajar berorganisasi, belajar berdebat, penuh keceriaan, rasa lelah yang sangat bermanfaat. Dapat menikmati hasil dari setiap usaha yang kita lakukan.

Dan seiring berjalan waktu masa-masa itu pun hilang, sekarang ada beban financial, ada kebutuhan akan uang, semua yang dilakukan atas dasar uang, usaha pun belum tentu bisa menghasilkan. Butuh teknik-teknik pendekatan (read: menjilat).

Oh God, betapa aku merindukan masa-masa itu, betapa aku merindukan masa-masa putih abu-abu.

guratan guratan pena merah

Dalam hati yang bimbang

Tanganku mengayunkan pena merah

Ke atas kebawah ke kanan dan kekiri

Seolah menggambarkan hatiku yang kusut

Terciptalah guratan-guratan pena merah

Sesuatu yang kusut

Sesuatu guratan yang sangat tidak indahuntuk dilihat saat ini

Guratan-guratan pena merah yang melukiskan perasaan ku

Yang sedang kusut seperti hatiku

Yang sedang kacau seperti hariku

Persis seperti pikiran ku saat ini

Kusut, tak ada celah untuk befikir jernih

Hanya ada guratan-guratan kesedihan

Guratan-guratan kebimbangan

Tanpa kata dan tanpa makna

Selamat Jalan mbak Debbi

Sambil mencari-cari kesibukan dikantor, saya melihat bbm status update dari teman-teman, tampak beberapa rekan dari kantor lama mengganti status nya dengan membawa pesan yang sama, antara lain:

Danang Dos Santos : Innalillah wa inna illaihi raji’un.. selamat jalan mbak..

iSampe : -RJS- selamat jalan mbak @debbie L

Zikri Hayat : RIP, sahabtku Debby Catherine, Insya Allah surge untuk mu, Amin

Hesti Rayani : Innalillahi wa inna ilaihi rajiun….

Dari status update bbm mereka yang bersamaan, gue menarik kesimpulan bahwa gue telah kehilangan teman, saudara, kerabat yang sangat baik selama ini…. Masih berharap bahwa kesimpulan gue salah, gue bbm mbak hesti dan sampe, dan ternyata dugaan saya benar. Mbak Debbi telah pergi untuk selamanya. Mbak debbi udah pergi kembali ke pangkuan Nya.

Langsung gue lari ke toilet, ada rasa yang ketahan di dada gue, yang akhirnya menumpahkan air mata. Bagaimana tidak, orang yang selama ini selalu tersenyum, wanita baik hati dengan senyum manisnya, dengan penuh keceriaan, pergi dalam waktu secepat ini, dalam usia nya yang masih belia, masih teringat jelas senyum nya, canda tawa nya, riang gembiranya dia ketika berbicara. Dan hari ini gue tersadar, ada batas waktu yang Tuhan berikan untuk kita.

Tuhan, sungguh umur kami semua ditangan Mu. Kepergian Mbak Debbi untuk selamanya telah menyadarkan ku, bahwa aku pun akan bernasib sama seperti dia, hanya tinggal menunggu waktu. Aku telah kehilangan salah satu teman terbaik ku, dia mengajarkan ku secara tidak langsung bagaimana cara tersenyum, bukan untuk terlihat cantik, tapi untuk menunjukan bahwa kita bahagia. Dalam sakitnya dia tetap tersenyum, dalam segala deritanya dia selalu tersenyum.

Tuhan, Engkau selalu memberikan pelajaran dari setiap kejadian, dan pelajaran hari ini sungguh sangat berarti untuk ku. Kepergian mbak Debbi menyadarkan ku, bahwa kehadiran Mbak Debbi selama ini dalam hidup ku juga tidak sia-sia. Kepergian mbak Debbi pun tidak sia-sia. Aku kembali menyadari bagaimana aku harus bersikap dalam menghadapi masalah dunia ku, dan aku belajar bagaimana singkatnya waktu yang diberikan Tuhan pada ku, aku masih diberi kesempatan, Tuhan menyadarkan ku mengenai waktu yang tersisa yang aku punya melalui Mbak Debbi.

Selamat Jalan Mbak, senyum mu akan selalu kuingat. Kerianganmu akan menjadi pelajaran berarti untuk ku. Selamat Jalan, semoga kau tenang disisi Nya. Amin.

Bukan Materi

Ada yang lebih dari sekedar materi, yaitu kenyamanan
Kenyamanan adalah suatu kata yang tak ternilai harganya.

Didalam rumah kalau tidak nyaman, orang akan lebih memilih mengeluarkan uang untuk beristirahat di Hotel, Kost, atau di rumah kerabat.

Didalam kantor, meskipun dibayar dengan bayaran yang besar, tapi kalau tidak nyaman, tingkat turn over akan tetap tinggi, tidak sedikit karyawan yang lebih memilih keluar dari pekerjaan mereka yang membuat mereka tidak nyaman, meskipun mereka harus pindah kerja ke tempat yang tidak lebih baik dari tempat mereka sekarang.

Dan ada banyak hal lain dimana materi menjadi tidak begitu penting, ketika dibenturkan dengan kenyamanan.

Bagaimana membuat sesuatu itu menjadi nyaman adalah hal tersulit, tapi sebagai pemberi service yang baik, multak diperlukan ada nya rasa kesadaran untuk menghadirkan kenyamanan.

Begitu pula dalam beribadah, juga diperlukan kenyamanan. Siapa yang kita layani pada saat kita beribadah, tentu saja Tuhan dan diri kita sendiri. Untuk itu dala beribadah kita perlu menghadirkan rasa nyaman.

Bagaimana hal nya dengan pasangan, pasangan dengan materi berlimpah juga bukan jaminan akan kebahagiaan seseorang, tapi rasa nyaman menjadi factor utama. Ketika seseorang sudah merasa nyaman dengan pasangannya, dia akan rela untuk melakukan apa saja demi pasangannya, meskipun tanpa harta yang berlimpah.

Sama hal nya dengan liburan, liburan tidak harus pergi ke tempat-tempat mewah dan mahal, tapi mencari suatu tempat liburan yang nyaman, yang bisa mebuat kita rileks baik pada saat ataupun setelah liburan.

Masihkan anda berfikir materi diatas segalanya…???

Saya TIDAK